Sunday 20 April 2014

Tai Mo Shan

957 mdpl, jelas tidak bisa disebut gunung. Tapi, Tai Mo Shan memiliki jalur pendakian yang terus menanjak, apabila diawali dari Ng Tung Chai. Jalan lurus datar hanya beberapa langkah saja, selama hampir 2 jam perjalanan, dengan cara jalan kami yang tak menang cepat dari Siput. Dari tanjakan yang menguras tenaga dan memaksa nafas ngos-ngosan itulah hakikat perjalanan kami rasakan. Hakikat perjalanan bukanlah tentang tujuan, tapi perjalanan sendiri itulah sebuah hakikat yang sebenarnya sedang kami cari; kesabaran, mempertahankan semangat, menikmati keindahan dan kesulitan, memaknai kebersamaan karena kebetulan kami berjalan dengan kawan. Dan kami juga tidak sedang berusaha menaklukkan gunung untuk menutupi rasa inferior kami, tapi kami sedang berusaha menaklukkan ego diri kami sendiri. Apabila saya terlalu memukul rata dengan kata 'kami', yang pada nyatanya adalah kata 'saya' yang lebih tepat. Inilah Tai Mo Shan, Big Hat Mountain, yang ternyata memang sangat besar, dalam arti luas, sejauh mata memandang ada hijau dan hijau. Seluas alam raya seakan tiada batas itu berhembus angin sejuk yang menyegarkan. Seluas biru langit yang diselingi awan putih berarak menebarkan hangat yang terkadang mampu membakar. Setelah perjuangan perjalanan, kami sampai juga pada titik yang disebut sebagai tempat tujuan. Padang rumput hijau terhampar luas. Sebuah pos berbangku dua, berdiri papan peta dan bangunan khas pos berwarna coklat,serupa kayu menjadi tempat yang menyambut dengan berbagai bahasa tanpa suara. Dan, sapi-sapi tanpa gembala berjalan hilir mudik tanpa menciptakan kegaduhan. Badan-badan mereka tampak sehat, meski mereka dinyatakan sebagai hewan liar. Jadi benar, manfaat bahan makanan organik itu menyehatkan, lihatlah sapi-sapi itu yang memakan rumput organik, sehat dan bahagia. LOL! Sebenarnya perjalanan tidak hanya sampai di sini, ke kiri ada Lead Mine yang akan membawa ke Shing Mun Reservoir dan sebelah kanan akan mengajak pejalan menikmati keindahan Tai Mo Shan dari sisi Route Twisk dan Fu Yung Shan. Atau seperti kami, kembali ke jalur Ng Tung Chai karena ingin menikmati rangkaian Ng Tung Chai Waterfalls yang menawan. Ada Scatter Fall, Main Waterfall, Middle Waterfall, dan Bottom Waterfall, yang keempatnya mampu membasuh lelah. Gemuruh kota yang menyesakkan mengalir sirna oleh gemuruh air menghantam batu-batu berlumut yang licin. Terlintas pikiran ingin bertandang ke Tai Mo Shan? Semudah semua jalur perjalanan di Hong Kong, ke Tai Mo Shan bukanlah masalah besar. Apabila dari Tsuen Wan bisa naik bis nomer 51 yang sepertinya memiliki jalur perjalanan banyak peminat, entah mugkinkah lebih mudah, kami belum pernah mencoba. Kalau berminat dengan jalur yang kami pilih, berarti titik pertama yang haris didatangi adalah Tai Po Market Bus Terminus, dan mencari bis nomer 64K dan berhenti di Ng Tung Chai bus stop. Dan, perjalanan segera dimulai. Indahnya perjalanan, tak hanya karena hati kita sendiri sedang indah, bukan pula hanya karena tempat yang indah, tapi juga karena kita diiringi oleh kebersamaan yang indah.

Saturday 12 April 2014

Dragon's Back

TIME Asia menobatkan Dragon's Back sebagai The Best Urban Hiking Trail di Asia pada tahun 2004, menurut  data yang tercatat di wikipedia. Tentunya bukan penobatan tanpa alasan. Karena, meski hanya memiliki ketinggian beberapa ratus mdpl, Dragon's Back memiliki hiking trails yang unik. Seperti namanya, Dragon's Back; menanjak, menurun, meliuk yang cantik, meski tingkat kesulitannya tak seberapa, 8,5 km bisa menjadi perjalanan yang menyehatkan. Terutama ketika mata dimanjakan dengan spot-spot cantik yang bisa disaksikan dengan sempurna dari atas punggung sang Naga. Shek O, Tai Long Wan, Stanley, bahkan Laut China Selatan yang membawa hembusan angin semilir. Hanya dengan waktu 2,5 jam sejak dari To Tei Wan village hingga sampai ke Tai Long Wan, inilah keberuntungan, bisa menikmati pemandangan yang worth. Tak sulit untuk sampai ke titik awal perjalanan, yaitu To Tei Wan village, dari mana pun, yang harus kita tuju pertama kali adalah Shau Kei Wan MTR station, keluar exit A3 dan menuju ke terminal bis, bis nomer 9 dengan tujuan Shek O adalah alat transportasi berikutnya. Dan bahkan, dari dalam bis, petualangan itu sebenarnya sudah dimulai. Jalan meliuk mengikuti tanjakan, sebelah kanan adalah tebing curam, di ujung kanan sana ada laut lepas dan di ujung laut itu sebuah peradaban beraneka bentuk. Hanya saja perlu diingat untuk memperhatikan hari-hari dimana orang HK China melakukan ziarah kubur, karena transportasi akan padat merayap, bahkan sampai macet total, seperti yang kami alami, karena kami ke sana bertepatan pada Ching Ming festival, yang dalam kultur China berarti Clean and Bright, dan membersihkan makam leluhur adalah salah satu rangkaian acara. Indahnya perjalanan karena kebersamaan, tak hanya karena alasan ada orang yang akan membantu mengabadikan, tapi lebih pada keselamatan, selain hal penting tapi tak tercatat ; hangatnya kebersamaan, perjalanan itu bisa memperkuat hubungan, persahabatan.